BAB
I
TINJAUAN
UMUM
1.1
Umum
Perkembangan teknologi
dan informasi memberikan kemudahan dalam proses mengolah informasi baik
mencari, mengirimdan menerima informasi dalam waktu yang seefektif dan
seefisien mungkin tanpa harus ke sumber informasi. Pada awalnya bentuk
pengumpulan data pada Dinas Pemadam Kebakaran Dilakukan secara manual dengan mengirimkan
laporan ke Dinas Pemadam Kebakaran dari setiap sub Dinas yang berada tersebar
di wilayah Jakarta pada setiap akhir bulan, dengan sistem ini pengumpulan data
sangat tidak efisien dan efektif, oleh kerana itu Sistem Informasi Managemen
Kebakaran diciptakan guna mempermudah dalam pengumpulan data pada Dinas Pemadam
Kebakaran. Bukan hanya itu aplikasi ini juga memberikan informasi kebakaran
secara Online. Setiap kejadian kebakaran terdapat peringatan kebakaran yang
sedang terjadi serta lokasi kebakaran.
Pada setiap suku Dinas
Pemadam Kebakaran terdapat suatu Tim yang bertugas sebagai monitoring aplikasi
ini agar apa bila terdapat peringatan kebakaran akan segera di proses sesuai daerah
tugas Suku Dinas masing-masing dan untuk Suku Dinas yang terdekat akan segera
ditugaskan walapun bukan merupakan wilayah tugas, mengingat tugas yang penting
bagi keselamatan dan pelalayanan masyarakat untuk memadamkan api.
1.2 Sejarah Dinas Pemadam Kebakaran
Pertama kali organisasi
Pemadam Kebakaran DKI Jakarta Berdiri pada tanggal 1 Maret 1919. pada awalnya
pendirian organisasi Pemadam Kebakaran berkaitan dengan peristiwa kebakaran
besar yang tak teratasi pada tahun 1913, walikota Batavia waktu itu mulai
mengorganisir kegiatan pemadam kebakaran, yang ditandai dengan didirikannya
kantor Branweer Batavia di daerah Gambir. Perubahan berikutnya terjadi pada tanggal
31 Juli 1922 melalui ketentuan yang disebut, dan kemudian diiukuti perubahan
berikutnya, yakni setelah masa pemerintahan Jepang. Perubahan itu tercatat pada
tanggal 20 April 1943 melalui ketentuan yang dikenal dengan “Osamu Seirei No. 11”
tentang Syoobootai (Pemadam Kebakaran).
Organisasi Pemadam Kebakan
atau dikenal sebagai Barisan Pemadam Kebakaran (BP) setelah masa kemerdekan RI
dapat ditelusuri sejak diangkatnya Komandan BPK bernama P. Deeng Oleh Walikota
Jakarta Raya, Suwiryo. Perkembangan BPK setelah masa kemerdekaan dapat
dikelompokkan ke dalam beberapa masa sebagai berikut :
1.
Masa sebelum
tahun 1957 – 1969
Masa sebelum tahun 1957
sampai dengan tahun 1969 adalah masa dimana Organisasi pemadam kebakaran masih
menggunakan Nomenklatur “Barisan Pemadam Kebakaran (BPK)”. Hal yang patut dicatat
dari masa ini adalah bahwa orientasi tugas pokok BPK, sesuai dengan nama
Barisan Pemadam Kebakaran masih berfokus pada upaya pemadaman kebakaran. Hal
lain yang perlu dicatat adalah bahwa pada tahun 1957 telah dikeluarkan
Peraturan daerah yang dimuat dalam lembaran kota Praja jakarta No. 22/1957
tanggal 14 Agustus 1957 yang disahkan oleh Menteri Dalam Negeri tanggal 21
Desember 1957. Namun Walikota Praja Jakarta raya, waktu itu dijabat Sudiro,
menetapkan masih memberlakukan Smadblad Van Nederladsche Indie No. 602, tanggal
4 Oktober 1917.
2.
Masa Tahun 1969
- 1974
Pada tahun 1969,
melalui Surat Keputusan Gubernur KDH DKI jakarta No. Ib.3/3/15/1969,
Nomenklatur Barisan Pemadam Kebakaran dirubah menjadi Dinas Pemadam Kebakaran.
Perubahan pada tahun 1969-1974 ini tidak saja merupakan perubahan nomenklatur,
tetapi juga perubahan pada tugas pokok dan fungsi Dinas Pemadam Kebakaran,
yakni dengan penambahan nomenklatur Bagian Pensegahan. Hal ini nenunjukkan
bahwa tugas pokok dan fungsi DPK pada masa ini telah bertambah, yaitu mengatur
tentang tugas-tugas di bidang pencegahan kebakaran.
3.
Masa Tahun
1980-2002
Perubahan nomenklatur
organisasi pemadam kebakaran berikutnya terjadi ada tahun 1980, yakni dengan
terbitnya peraturan daerah (Perda) No. 9 tahun 1980, tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebakaran DKI Jakarta. Perubahan penting dari
masa atau periodeini, selain dikembangkannya aspek pencegahan dan pemberdayaan
masyarakat melalui keberadaan Sudinas Pencegahan, Sudinas Peran serta
masyarakat, Pusat latihan Kebakaran dan Unit Laboratoriumadalah juga mengenai
pembagian wilayah pelayanan Dinas Kebakaran ke dalam5 (lima) wilayah administratif,
Markas Wilayah Jakarta Pusat, Markas Wilayah Jakarta Utara, Markas Wilayah
Jakarta Barat, Markas Wilayah Jakarta Selatan, Markas Wilayah JakartaTimur.
Masih pada periode ini,
Surat Keputusan Gubernur membuat dinas direvisi melalui Surat Keputusan
Gubernur DKI Jakarta, No. 1 tahun 1986, dengan judul sama, hanya terdapat perubahan
pada nomenklatur Markas Wilayah menjadi
nomenklatur Suku Dinas, yakni :
a.
Suku Dinas
Kebakaran Jakarta Pusat
b.
Suku Dinas
Kebakaran Jakarta Utara
c.
Suku Dinas
Kebakaran Jakarta Pusat Barat
d.
Suku Dinas
Kebakaran Jakarta Selatan
e.
Suku Dinas
Kebakaran Jakarta Timur
4. Masa Tahun 2002 Sampai Sekarang
Masa tahun 2002 dengan
terbitnya Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta, No. 9 Tahun 2002,
tanggal 15 Januari 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pemadam Kebakaran
Provinsi DKI Jakarta.
1.3 Struktur Organisasi
BAGAN
SUSUNAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perangkat Jaringan Komputer
· Hub
Hub adalah Alat penghubung
atar jaringan komputer. Saat ini hub sudah banyak ditinggalkan dan diganti
dengan switch. Alasan penggantian ini biasanya adalah karena hub mempunyai
kecepatan transfer data yang lebih lambat dari pada switch. Hub dan switch
mempunyai kecepatan transfer data sampai dengan 100 Mbps bahkan switch sudah
dikembangkan sampai kecepatan 1 Gbps.
· Switch
Switch pada dasarnya mempunyai fungsi seperti
hub akan tetapi switch memiliki ke unggulan lebih dari pada
hub karena memiliki kecepatan yang lebih cepat, selain itu Switch dapat mengenali alamat data yang harus
ditransmisikan dan mampu mengatur lalu lintas data dalam jaringan secara lebih
baik dibandingkan dengan hub.
· Modem
Modem adalah sebuah perangkat keras yang berfungsi untuk komunikasi
dua arah yang merubah sinyal digital menjadi sinyal analog atau sebaliknya
untuk mengirimkan pesan/data ke alamat yang dituju. Bisa juga diartikan
sebagai perantara untuk menghubungkan komputer kita ke jaringan internet.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1
Blok Jaringan Dan Ip Address
Sistem
Jaringan SIMKAR (Sistem Informasi Managemen Kebakaran) yang digunakan pada
Dinas Pemadam Kebakaran merupakan jaringan komplek yang menyediakan layanan
aplikasi dan web dimana server bertindak sebagai penyedia layanan bagi semua
user dan mengawasi user yang terhubung dengannya sebagaimana dengan sistem
Domain Controler. Pada intinya jaringan SIMKAR dibuat untuk mempermudah dalam
hal pengumpulan data, Sharing data dan Internet serta Informasi kebakaran secara
online.
Jaringan
SIMKAR merupakan jaringan MAN (Metropolitan Area Netwoek) karena jaringan
SIMKAR mencakup jaringan LAN yang berada di kawasan provinsi DKI Jakarta yang
tersebar dibeberapa wilayah bagian.
Dalam
jaringan SIMKAR terdapat 1 (satu) application
Server dan 1 (satu) server Dinas. Karena SIMKAR merupakan jaringan MAN
maka application server dan server Dinas terhubung dengan beberapa jaringan
lokal diantaranya :
1.
SIMKAR Barat 6. Bengkel Induk
2.
SIMKAR Selatan 7. Diklat
3.
SIMKAR Timur 8. Pusdiklat
4.
SIMKAR Utara 9. Laboratorium
5.
SIMKAR Pusat 10. A. Dahlan
Dalam koneksinya
ke komputer client terdapat 3 tipe koneksi yaitu :
1. Wireless
Pada
jaringan SIMKAR ada bebrapa jaringan lokal yang terhubung menggunakan waireless
ke Server Dinas diantaranya :
1.
SIMKAR Barat ke
Server Dinas
2.
Jaringan
Laboratorium mengakses ke Pusdiklat dimana Pusdiklat sebagai Acces point.
3.
Pusdiklat dan A.
Dahlan mengkases secara acces point ke Diklat
4.
Diklat mengakses
ke acces point yang berada di Bengkel Induk
2. Leased Line (jasa pihak ke tiga)
Pada
jalur ini jaringanlokal terhubung tanpa harus membangun satu jalur koneksi
sendiri baik dengan wireless maupun dengan kabel, disini Dinas hanya menyediakan
Modem HDSL yang akan digunakan untuk leased line. Pada Jaringan SIMKAR
menggunakan Jasa yang disediakan oleh TELKOM. dengan kecepatan 64 Kbps dan 128
Kbps. Jaringan lokal yang meggunakan leased line adalah :
1.
SIMKAR Jakarta
Selatan
2.
SIMKAR Jakarta
Utara
3.
SIMKAR Jakarta
Timur
4.
Bengkel Induk
Dengan
mengunakan Jasa Pihak ketiga ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi selain
menyewa line juga menyediakan Modem HDSL yang juga cukup mahal.
3. Kabel
Pada
jalur ini jaringan lokal terhubung menggunakan kabel UTP. Koneksi ini digunakan
karena dilihat dari jarak Dinas dengan Suku Dinas Jakarta Pusat berdekatan maka
jalur koneksi menggunakan kabel UTP.
Pada jaringan
SIMKAR kelas IP yang digunakan adalah kelas A dengan pembagian
IP sebagai
berikut :
Nama Unit
|
IP/Range IP
|
Server Dinas
|
10.10.101.4
|
Aplication Dinas
|
10.10.101.3
|
SIMKAR DINAS
|
10.10.101.81-100
|
SIMKAR Jakarta Pusat
|
10.10.101.11-20
|
SIMKAR Jakarta Utara
|
10.10.101.21-30
|
SIMKAR Jakarta Barat
|
10.10.101.31-40
|
SIMKAR Jakarta Selatan
|
10.10.101.41-50
|
SIMKAR Jakarta Timur
|
10.10.101.51-60
|
Bengkel Induk
|
10.10.101.71-80
|
Diklat
|
10.10.101.232
|
Laboratorium
|
10.10.101.242
|
Pusdiklat
|
192.10.101.233
|
A. Dahlan
|
10.10.101.234
|
3.2
Skema Jaringan
3.3
Spesifikasi Hardware
Membangun sebuah jaringan
computer di butuhkan beberapa komponen yang mana sangat berperan penting dalam
sebuah jaringan.
Pada dasarnya semua PC yang berada pada Dinas
Pemadam Kebakaran memiliki ciri dan spesifikasi yang sama karena sistem
pengadaan komputer dilakukan secara merata kepada setiap suku dinas. Adapun
komponennya :
1. PC Server
NAMA KOMPONEN
|
SPESIFIKASI
|
Harddisk
|
Seagate Serial
SATA-300 1Tb
|
Prosesor
|
Intel Core 2 Duo
E8400 / 3.0 GHz
|
Memory
|
DDR3 SDRAM 2 Gb
|
NIC
|
Dual Ethernet
|
Monitor
|
DELL
|
Sistem Operasi
|
Window Server
Standar 2008
|
Key+Mouse
|
Optional
|
2. PC
Client
NAMA KOMPONEN
|
SPESIFIKASI
|
Harddisk
|
250 GB Seagate
|
Prosesor
|
Core 2 Duo inter R 2.7 Ghz
|
Memori
|
DDR3 2GB
|
NIC
|
NC112i
|
Monitor
|
Dell
|
Operasi Sistem
|
Windows 7 Profesional
|
Key+Mouse
|
Optional
|
ü NIC (Network Interface Card)
NIC adalah sebuah kartu jaringan yang digunakan
untuk menghubungkan komputer dengan media transmisi (kabel). Dalam jaringan
pada Dinas Pemadam Kebakaran umumnya NIC yang digunakan adalah NIC yang telah
terdapat pada Motherboard(onboard).
Motherboard(onboard).
ü HUB / Switch
HUB atau Switch merupakan suatu alat yang digunakan
untuk membagi jaringan. Pada jaringan Pemadam Kebakaran terdapat 2 tipe
HUB/Switch yaitu:
1. Untuk
HUB/Switch yang berada di Dinas
a. HUB/Switch24
port 10/100 Mbps SNMP Managet Switch dengan 2 optional modul CGX3224.
b. merk
COMPEX Managable.
c. Fast
ethernet port suporting Fullatau half duflex transmision dengan flow control
2. Untuk Hub/Switch yang berada di suku Dinas
menggunakan Hub/Switch8 port
merk 3COM.
a. HUB/Switch
8 Port merk 3Com
b. 16
Autosensing 10/100/1000 BASE-TX/RJ-45
c. Ultra
Hight Speed Link ke server
d. Plug-and-play
installation dan tidak memerlukan konfigurasi.
Dalam Jaringan Simkar terdapat 7 Hub/Switch baik
yang berada di Dinas maupun yang berada di Suku Dinas.
Gambar III Switch
Gambar III Hub
ü Modem
Dalam jaringan pemadam kebakaran modem digunakan
pada koneksi secara Leased Line yaitu suatu jaringan yang menggunakan jalur
koneksi melalui jasa pihak ketiga seperti yang digunakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran
adalah TELKOM, setiap jalur koneksi menggunakan dua modem baik dari Dinas
Pemadam Kebakran ke Telkom maupun dari Telkom ke Suku Dinas Pemadam Kebakaran.
Ada 2 tipe Modem yang digunakan :
1. Modem
ASMI 52/UTP/QN/2W(E)
a. Koneksi
UTP
b. 10/100BaseT
LAN and E1 traffic together over a single SHDSL link at a maximum data rate of
2.3 Mbps
c. Output
Bisa Langsung Ke HUB/Switch atau PC
d. Power
Adapter
2. Modem
ASMI 52/V 35/2 W(E)
a. Koneksi
Tipe Konektor V.35
b. 10/100BaseT
LAN and E1 traffic together over a single SHDSL link at a maximum data rate of
2.3 Mbps
c. Output
harus melalui router
d. Power
Adapter
Pada kedua modem tersebut memiliki fungsi yang
samahanya bentuk outputnya yang berbeda yaitu menggunakan UTP dan V 35. Untuk
UTP Output bisa langsung ke PC akan tetapi untuk V 35 harus melalui router
terlebih dahulu.
ü Konektor
Pada jaringan Pemadam Kebakaran terdapat 2 tipe
koneksi yaitu kabel dan wireless. Untuk kabel mengunakan kabel UTP , sedangkan
waireless mengunakan wireless merk D-Link. Sedangkan untuk antena menggunakan
merk Yagi yang berbentuk seperti parabola.
a. Antena
Wireless
1) Frequency
range-MHz:5150-5350
2) Horizontal
beamwidth-degree:5/7/10
3) Max.
power-W:100
Gambar III.5 Yagi Wireless Antena
Wi-Fi dirancang berdasarkan spesifikasi IEEE 802.11. Sekarang ini ada empat
variasi dari 802.11, yaitu: 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n. Spesifikasi
b merupakan produk pertama Wi-Fi. Variasi g dan n merupakan salah satu produk
yang memiliki penjualan terbanyak pada 2005.
Spesifikasi Wi-Fi
Spesifikasi
|
Kecepatan
|
Frekuensi
|
11 Mb/s
|
2.4 GHz
|
|
54 Mb/s
|
5 GHz
|
|
54 Mb/s
|
2.4 GHz
|
|
100 Mb/s
|
2.4 GHz
|
b. D-Link
Wireless
1)
Lan/WAN ethernet : 4 x RJ45 for 10/100
BaseT dan RJ45 for 10/100 BaseT
2)
Standard 802.11g, 802.11b, 802.3, dan
802.3u
3)
802.11g wireless LAN and 4 Ethernet
switch ports
4) With integrated ADSL2/2+ supporting up
to 24Mbps download speed, firewall protection, Quality of Service (QoS)
5)
Security 64/128-bit WEP, WPA (TKIP,
MIC), WPA-PSK
ü Kabel
1. UTP
2. STP
3. Coaxcial
3.4
Spesifikasi Software
Perangkat Lunak atau biasa di
sebut software yang di gunakan dalam membangun sebuah jaringan komputer, termasuk
system operasi yang digunakan merupakan komponen yang sangat penting dan saling
terkait dengan hardware karena inti dari jaringan adalah sistem operasi
jaringan (Network Operating Sistem). Selain operasi sistem komputer juga
membutuhkan program aplikasi.
Program Aplikasi adalah program yang di operasikan di
dalam sebuah lingkungan system operasi untuk keperluan tertentu.
1. PC
Server
Pada Server Sistem Operasi yang
digunakan adalah Windows Server Standar
2008 baik
server yng berada di Dinas maupun server yang berada di suku dinas.
Tabel
II.5 Spesifikasi Software Server
Nama Perangkat
Lunak
|
Keterangan
|
Sistem Operasi
|
Window Server Standar 2008
|
Program office
|
Microsoft Office 2007
|
Browser
|
Mozila firefox, Google Chrome, Internet Explore
|
Utilities
|
TuneUp Utilities 2011
|
2. PC Client
Tabel
II.6 Spesifikasi Hardware Server
Nama Perangkat
Lunak
|
Keterangan
|
Sistem Operasi
|
Windows 7 Professisional
|
Program Office
|
Microsoft Office 2007
|
Browser
|
Mozila firefox, Goole Chrome, Internet Explorer
|
Utilities
|
TuneUp Utilities 2011
|
BAB IV
PERMASALAHAN
YANG DIHADAPI
4.1 Permasalahan yang Dihadapi
Jaringan SIMKAR sering melakukan komunikasi dengan kantor
cabangnya. Komunikasinya bisa berupa pertukaran data, informasi dan lain-lain.
Terkadang informasi yang dipertukarkan merupakan informasi yang bersifat
rahasia. Berdasarkan analisis sistem yang berjalan (skema) maka dapat diketahui
bahwa jaringan antara kantor pusat dan kantor cabang masih ada yang terpisah.
selain itu Adapun
permasalah yang menjadi kendala dalam jaringan SIMKAR adalah Sering terjadi gangguan
pada koneksi Wireless.
4.2 Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil analisis berdasarkan permasalahan yang
maka diusulkan pemecahan masalah dengan cara membuat Virtual Private Network (VPN).
Dengan VPN maka perusahaan dan seluruh cabang-cabangnya dapat dihubungkan
menjadi satu jaringan interndengan menggunakan media jaringan publik / jaringan
internet yang ada sebagai media perantara. Selain kantor cabang, semua karyawan
dan staff yang kebetulan sedang tidak dapat berada diperusahaan tetapi ingin
mengakses data pekerjaan atau data-data yang diinginkan dapat mengaksesnya
melalui jalur internet.
Penggunaan internet sebagai media VPN dapat menekan biaya
yang dikeluarkan dan lebih mudah untuk diterapkan dari pada membuat sebuah
jaringan baru menggunakan media kabel ataupun wireless. Pemilihan jenis VPN
yang akan digunakan tentu saja harus memiliki sistem keamanan yang baik agar
semua data yang melewatinya tidak jatuh ke orang-orang yang tidak berhak untuk
mengakses data tersebut. Selain pada sisi keamanan, VPN yang akan digunakan
juga harus menyediakan kemudahan kepada administrator dalam melakukan
konfigurasi, administrasi dan troubleshooting dan memberikan kemudahan kepada
karyawan dan staff untuk mengakses data melalui VPN tersebut.
Kriteria utama dalam pembuatan VPN ini adalah menyediakan
jalur transfer informasi dan data yang aman bagi perusahaan, baik dengan kantor
pusat, kantor cabang dan pekerja yang mobile. Kriteria lainnya adalah VPN ini
diharapkan dapat dipakai diberbagai sistem operasi khususnya Linux dan Windows
serta dapat memungkinkan file sharing antara semua yang terhubung ke jaringan
kantor pusat dengan menggunakan VPN ini. Dari sekian banyak software VPN yang
beredar kami memilih sebuah software yang bersifat open-source yang bernama
OpenVPN yang memiliki banyak keunggulan seperti yang telah disebutkan di atas.
OpenVPN ini dipilih karena menggunakan dua buah
cryptosystem sebagai metode enkripsinya yaitu symmetric cryptosystem dan
asymmetric cryptosystem SSL/TLS dan Diffie Hellman pada saat pertukaran key
untuk proses handshake koneksi VPN. Hal ini membuat OpenVPN memiliki
keamanan yang baik.
Selain itu sering
terjadinya gangguan pada koneksi Wireless, mengakibatkan terganggunya
komunikasi dalam jaringan. Setelah di amati dari beberapa aspek, kendala ini
dapat diatasi dengan cara :
1.
Meninggikan
antena wireless, karena dalam kondisi yang kurang tinggi sinyal biasanya
terhalang oleh bangunan gedung yang tinggi.
2.
Mengganti
Perangkat Wireless yang sudah lama yang berkemungkinan kondisinya kurang baik
dengan componen wireless yang terbaru dengan teknologi yang lebih canggih.
4.3 Analisa Biaya
NO.
|
Jenis
|
Harga
|
Fungsi
|
1
|
Ubuntu
Dekstop
|
Rp.
1.300.000
|
OS
VPN Server
|
2
|
DELL A42JR
|
Rp.
7.000.000
|
PC
VPN Server
|
Total
|
Rp.
8.300.000
|
Antenna Dish Wifi 2,4
GHz dengan Gain 24 Db, sangat cocok digunakan untuk Point to Point hingga jarak
6 Km atau Klien dari Akses Point anda.
Antenna dish ini juga
bisa digunakan untuk mentransmisikan signal Video - Audio yang bekerja pada
frekwesi 2,4 GHz. Biasa digunakan untuk kebutuhan Shared, Akses Internet atau
Transfer data Antar Kantor, pabrik dll
Spesifikasi:
Frekwensi:2.4-2.5GHz
Aplication : Outdoor
Long directional Connection Beam width : 14*H,14*V" VSWR
Harga : Rp. 500.000
4.4 Skema Jaringan Usualan
Berdasarkan analisis permasalahan yang dihadapi maka
dibuatlah satu usulan pemecahan masalah yaitu menambahkan sebuah vpn server
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sistem jaringan SIMKAR
sangat tepat untuk membantu kegiatan pada Dinas Pemadam Kebakaran, selain
mempermudah juga memberikan keuntungan yang sangat besar. Dengan sistem terpusat
semua data pada setiap suku dinas dengan mudah disimpan dan dikumpulkan di
Server pada Dinas Pemadam Kebakaran selain itu data juga bisa diakses oleh
suku-suku dinas pemadam kebakaran yang telah diberi ijin akses dari Kantor
Dinas, guna keamanan data. Tidak semua staf pada Dinas Pemadam Kebakaran dan
staf Suku Dinas bisa mengakses Aplikasi SIMKAR hanya Divisi tertentu yang telah
mendapat ijin akses dari kepala Dinas Pemadam Kebakaran, akan tetaapi diberi
fasilitas sebatas sharing data, hardware dan juga akses Internet.
Jaringan SIMKAR bukan
hanya sekedar bertujuan pada pengumpulan data, Sharing data, hardware, software maupun Internet akan tetapi sekaligus
sebagai media informasi online mengenai kejadian kebakaran sehingga segera
melakukan pemadaman api.
Pembagian IP yang unik
pada setiap klient mempermudah administrator jaringan untuk mengontrol jaringan
SIMKAR dan juga mempermudah administrator dalam mengontrol secara remote apabila
ada user/client yang memerlukan bantuan teknis dalam jaringan.
5.2
Saran
Adapun
saran-saran sebagai berikut :
- Selalu melakukan pemeliharaan
dan perawatan baik dalam jaringan komputer maupun perangkat keras (Hardware)
dan perangkat lunak (Software).
- Diperlukan kesadaran dan kerjasama antar
pegawai/pengguna untuk saling menjaga fasilitas yang ada supaya berfungsi
dengan sebaik-baiknya.
3.
Penggunaan
peralatan yang terbaru memungkinkan sistem jaringan SIMKAR menjadi jaringan
yang lebih baik dengan kualitas dan kecepatan akses yang lebih tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrizal, Melwin (2005) pengantar jaringan
computer. Yogyakarta:ANDI .
Computer, Wahana (2010) Cara mudah membangun jaringan
computer & internet. Jakarta. Mediakita.
Listianto, Virgiawan (2011) teknik computer
jaringan. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
0 komentar:
Posting Komentar